Kamis, 18 Mei 2017

ISO 14000 dan Perannya Dalam Standardisasi Pengelolaan Pertanian Yang Ramah Lingkungan

ISO 14000 dan Perannya Dalam Standardisasi Pengelolaan Pertanian yang Ramah Lingkungan

ISO   (International   Standarisation  Organisation)   adalah   organisasi   non-pemerintah  dan  buka merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun Standar-standar yang dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut.Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara. Konvergensi beberapa faktor yang berhubungan dengan pasar global berkembang menyebabkan perkembangan ISO 14000 Seri Manajemen Lingkungan Standar Internasional.Sebagai industrialisasi telah  menyebar kenegara-negara di  seluruh   dunia,   warga  Negara   dan   pemerintah   mereka   telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang efek dari industrialisasi terhadap lingkungan. Sebagai akibat dari kekhawatiran tersebut, konsep pembangunan berkelanjutan dikembangkan. Sebagai tujuan oleh pemerintah dan kelompok-kelompok bisnis di seluruh dunia.
ISO 14000 adalah standar internasional tentang system manajemen lingkungan sangat penting untuk diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh sector industri. ISO 14000 juga memberikan jaminan (bukti) kepada produsen dan konsumen, bahwa dengan menerapkan sistem tersebut produk yang dihasilkan/dikonsumsi, limbah, produk bekas pakai ataupun layanannya sudah melalui suatu proses yang memperhatikan kaidah-kaidah atau upaya-upaya pengelolaan lingkungan.
Ada beberapa seri dari ISO-14000, yaitu:
1.      ISO 14001                  : Sistem Manajemen Lingkungan
2.      ISO 14010-14015       : Audit Lingkungan
3.      ISO 14020-14024       : Label Lingkungan
4.      ISO 14031                  : Evaluasi Kinerja Lingkungan
5.      ISO 14040-14044       : Assessment/ Analisa Berkelanjutan
6.      ISO 14060                  : Aspek Lingkungan dari Produk
Keberadaan Standar ISO digerakkan oleh pasar sebagai pemakai utama standar. Suatu Standar (misalnya, ISO 14001) dibuat berdasarkan konsensus internasional oleh ahli-ahli dari industri, teknik atau bisnis. Walaupun Standar ISO bersifat sukarela, pada kenyataanny astandar dibuat berdasarkan permintaan   pasar,   dan   didasarkan   konsensus   di   antara pihak-pihak   terkait   ini   membuktikanpemakaian yang luas di seluruh dunia.  
Ada beberapa keuntungan perusahaan dalam pemakaian ISO 14000:
1.      Perlindungan Lingkungan
a.       Mengurangi/ meminimalisasi limbah
b.      Mengoptimalkan sumber daya alam
c.       Mengatasi isu-isu lingkungan
2.      Dasar Persainagn yang Setara
ISO 14000 akan mengurangi sekecil mungkin perbedaan-perbedaan pembiayaan lingkungan yang disebabkan perbedaan sistem/geografis
3.      Kesesuaian Terhadap Peraturan yang Ada
Dengan menggunakan sertifikat pengelolaan lingkungan terbuka kesempatan dalam kemampuan penelusuran dan penyesuaian dokumen-dokumen dalam mendukung peraturan yang ada
4.      Terbentuknya Sistem Manajemen yang Efektif
Sistem manajemen lingkungan akan membuat pengelolaan lebih efektif dan mampu berkiprah dalam dunia percaturan internasional
5.      Memiliki Kekuatan Pasar
a.       Mampu memasuki pasar dengan produk ramah lingkungan
b.      Meningkatkan peran pasae (Market Share)
c.       Memenuhi persyaratan pelanggan
d.      Membuka peluang investasi
6.      Pengurangan Biaya
Dasar utama dalam penekanan biaya adalah mengurangi penanganan bahan kimia dan sisa-sisa/limbah lainnya.   Lebih  sedikit   bahan  kimia/limbah,   akan  semakin sedikit  biaya dan semakin   tinggi   tingkat   mutu   air/tanah.   Dengan   ISO-14000   yang kesemuanya   didasarkan penggunaan   standart,   maka   diharapkan   semakin  kecil   peluang  menyimpangnya   operasi. Biaya-biaya yang dapat dikurangi meliputi :
a.       Biaya- biaya kesalahan
b.      Biaya operasional yang terakumulasi
c.       Biaya taksiran
7.      Pengurangan Kerugian
“Sistem”   akan   melindungi   atau   meminimumkan   akibat   ke   lingkungan,   dan   juga meminimumkan akibat buruk bagi karyawan, pengurangan luka dan penyakit jika perusahaan mengadopsi sistem manajemen lingkungan ISO-14000
8.      Meningkatkan Hubungan Masyarakat
Jika perusahaan mengembangkan program pengelolaan lingkungaqn, ini berarti mengembangkan hubungan kemasyarakatan.
9.      Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Dengan dimilikinya sertifikat ISO-14000, pelanggan akan merasa lebih aman dan lingkungannya terlindungi. Hal ini akan meyakinkan pelanggan bahwa pemasok peduli lingkungan dan mempunyai dokumen yang sesuai untuk mendukung pernyataan tersebut.
10.  Mengembangkan Kepercayaan dan Kepuasan pelanggan
Dengan ISO-14000departemen lingkungan dipandang positif dan merupakan komponen penting dalam perusahaan. Keseluruhan proses dalam mwncapai sertifikat ISO-14000 akan merangsang manajemen lebih berkembang dan lebih menghargai pengelolaan lingkungan.

Standar ISO 14000 diterbitkan padabulan September 1996 oleh  Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), pribadi, organisasi utama yang terlibat dalam standarisasi praktek manajemen industri. Meskipun standar ISO 14000 adalah produk dari sebuah organisasi non pemerintah dan sesuai dengan standar adalah sukarela, salah satu tujuan utama dari standar adalah untuk memastikan bahwa bisnis mematuhi hukum lingkungan yang berlaku. Pengusahaan melihat penerapan ISO 14000 sebagai   sarana   untuk   diri   sendiri   mengatur,   sehingga   mengurangi   eksposur   mereka   terhadap pengawasan dan sanksi oleh US Environmental Protection Agency (EPA) serta  tingkat Negara mitra. Bagian III menggambarkan ketentuan ISO 14000, dan Bagian IV menggambarkan perspektif dari berbagai pihak tentang utilitas ISO 14000. Akhirnya, Bagian V survey keseluruhan kekuatan dan keterbatasan ISO 14000.
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitrausaha, konsumen, masyarakat,   investor,dll)   bahwa   kegiatan   pengelolaan   lingkungan   organisasi   yang bersangkutan.Mengikuti   standar   yang   diakui   secara   internasional,   seperti   ISO   14000.   Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian   berbagai  pihak   terhadap   pentingnya   upaya   pelestarian   fungsi   lingkungan  hidup.   Di satusisi, pihak organisasi yang bersangkutan dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi   lain   merasa   perlu   menerapkan   standar   ISO   14000   untuk   mengantisipasi   permintaan konsumen dan mitra usaha.
Alasan   pengembangan   ISO   14000   adalah   sebagai  Konvergensi   Beberapa   faktor   yang berhubungan   dengan   pasar   global   berkembang   menyebabkan   perkembangan   ISO   14000   Seri Manajemen Lingkungan Standar Internasional. Sebagai industrialisasi telah menyebar ke Negara-negara di seluruh dunia, warga Negara dan pemerintah mereka telah menyuarakan keprihatinan mereka  tentang   efek  dari  industrialisasi  terhadap  lingkungan.   Sebagai  akibat   dari  kekhawatiran tersebut, konsep pembangunan berkelanjutan   dikembangkan. Sebagai tujuan oleh pemerintah dan kelompok-kelompok bisnis di seluruh dunia
Pada saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 230 sertifikat
ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai Lembaga Sertifikasi kepada beragam organisasi
di Indonesia. Di bandingkan dengan negara lain, jumlah ini masih relatif kecil.
Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia usaha adalah biaya sertifikasi.
Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik untuk mengembangkan
Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi. Sementara itu,
dari pihak Pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami standar
ISO 14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu
semakin ditingkatkan.
Kita perlu memahami bahwa penerapan standar ISO 14000 tidak
akan secara langsung dan segera memberikan hasil nyata perbaikan kinerja lingkungan
dan pelestarian lingkungan hidup. Potensi perbaikan bersifat bertahap, namun
sistematis dan berkelanjutan, serta efisien. Proses bertahap inilah yang diharapkan
dapat mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Terkait dengan isu lingkungan populer saat ini, pihak-pihak terkait dapat menerapkan standar ISO 14000 yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungannya. Standar ISO 14000 merupakan investasi bersama, yang merupakan hasil rumusan para pakar dan praktisi berpengalaman di seluruh dunia. Seyogyanya kita di Indonesia dapat memanfaatkan standar tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan bersama.

Sumber :


Kamis, 09 Maret 2017

Komunikasi Dengan Orang Baru

Berkomunikasi Dengan Orang Baru

Komunikasi merupakan media paling penting dalam berinteraksi dalam masyarakat. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud dapat dipahami. dengan berkomunikasi manusia dapat menyampaikan pendapatnya dan mengekspresikan segala perasaan kepada orang lain. Tetapi banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengekspresikan dirinya dan memilih untuk memendamnya sendiri.
Kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam sebuah lingkungan baru agar dapat terjalin suatu hubungan yang baik. Sedangkan kemampuan komunikasi setiap orang sangat berbeda, ada yang mudah berkomunikasi dengan orang baru dan ada yang sulit untuk berkomunikasi dengan orang baru bahkan dengan orang yang sudah dikenal pun masih tetap malu. Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan lingkungan baru, itu dapat menyebabkan ketidak nyamanan bagi mereka sendiri.
Terkadang orang merasa bingung dan canggung saat berhadapan dengan orang yang baru kita kenal. Namun, bagi saya pribadi itu mudah untuk menjalin komunikasi dengan orang baru. Seperti pada waktu saya di rumah sakit untuk menunggu pakde, saya bertemu ibu-ibu di depan left pada saat saya ingin naik ke ruangan. Ibu tersebut bingung, lalu saya menghampiri ibu tersebut dan menanyakan kenapa kelihatan bingung. Ternyata beliau mau naik tapi takut nggak bisa keluar dari left soalnya pernah dengar kabar kalau ada orang terjebak di left dan tidak bisa keluar lalu meninggal di left maka nya beliau sangat takut. Maka dari itu saya membantu ibu tersebut untuk naik left dan mengantarkannya sampe kamar dimana beliau menunggu saudaranya. Dan ternyata kamarnya berseberangan dengan kamar pakde saya. Beliau tersebut bernama Ibu Rajinem, akhirnya saya dan beliau sering ngobrol dengan asyik. Saya mengakui kalau berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari saya justru malah nyambung. Entah kenapa memang benar, naluri saya jika ngobrol dengan orang tua itu lebih nyaman.
Bukan hanya itu, saat semester 5 juga ada tugas dan kejadian yang berhubungan dengan berkomunikasi dengan orang baru. Mata kuliah Kemitraan dan Komunikasi Bisnis yang saat itu ditugaskan untuk mencari perusahaan yang mempunyai mitra kerja dengan perusahaan atau orang lain kemudian mewawancarainya. Waktu itu saya memilih PT. Natural Nusantara (PT.NASA) yang berada di Jl. Ringroad Barat. Seperti biasa sebelum melakukan wawancara, kita harus menghubungi pihak PT nya untuk meminta izin guna wawancara untuk memenuhi tugas tersebut. Kemudian saya diberitahu teman saya untuk menghubungi Bapak Hakim. Beliau adalah Humas dari PT. Nasa yang biasanya menerima tamu untuk wawancara ataupun kontrak kerja. Pertamanya saya menghubungi beliau lewat WA (WhatsApp) untuk meminta izin wawancara. Pada saat menghubungi beliau, beliau sangat ramah dan saya fikir bahwa bapak Hakim orangnya welcome. Ternyata benar, pada saat kesana saya dan teman-teman sekelompok disambut dengan ramah oleh beliau. Dan bahkan beliau sangat antusias menjelaskan apa yang kita tanyakan. Sampai sekarangpun beliau masih ingat dengan saya pada saat saya menghubungi beliau lagi untuk memenuhi tugas lain yang berhubunagan dengan PT Nasa. Dari situlah tercipta komunikasi yang baik meskipun dengan orang yang baru saya kenal.

Menurut saya komunikasi dengan orang baru itu mudah tergantung bagaimana kita menyikapi dan mengerti apa maunya orang yang sedang berkomunikasi dengan kita tersebut. Biasanya saya memulai komunikasi dengan cara menanyakan sesuatu hal kepada orang baru dan disitulah terjadi komunikasi yang menurut saya itu mudah, menyenangkan dan bahkan kita dapat mengenal karakter sesorang dengan cara berkomunikasi atau ngobrol. Karena dengan komunikasi yang baik maka terciptanya hubungan yang baik pula meskipun dengan orang yang baru kita kenal. 😊😊😊

TEORI KONSELING

TEORI-TEORI KONSELING

1.      Teori yang Berpusat Pada Klien
Menurut Rogers, konstruk inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat di pandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
Proses Konseling
Pendekatan yang berpusat pada klien menggunakan sedikit teknik, akan tetapi menekankan sikap konselor. Teknik dasar adalah mencakup, mendengar, dan menyimak secara aktif, refleksi, klarifikasi, “ being here” bagi klien.
2.      Teori Trait & Factor
Konseling dengan pendekatan trait and factor mengarahkan (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Maka konseling yang directive ini disebut pula counseling centered atau konseling yang berpusat pada konselor. Dan konseling semacam inilah yang banyak dilakukan di sekolah-sekolah baik diluar negeri maupun di Indonesia.
Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau suatu factor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi hingga dewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan factor. Hasil yang mendasar bagi konseling sifat dan factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.


Proses Konseling
a.       Tahap Analisis yaitu tahap dimana konselor mengumpulkan data-data dan informasi yang berhubungan dengan klien segubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan dating.
b.      Tahap Sintesis yaitu tahap yang dimana konselor mengatur dan merangkum data dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat, kekuatan, kelemahan dan kemampuan penyesuaian diri klien.
c.       Tahap Diagnosis yaitu tahap menarik kesimpulan logis dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi klien. Terdapat 3 keggiatan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan prognogis.
d.      Tahap Konseling yaitu tahap dimana konsrling dapat dipandang sebagai proses pemerian bentuan, tetapi juga dapat dipandang sebagai salah satu proses onseling. Pada tahap ini dilakukan pengembangan alternative pemecahan masalah, pengujian alternative dan pengambilan keputusan.
e.       Tahap Prognosis yaitu proses yang tidak terpisahkan dari diagnosis karena berkaitan dengan upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.

3.      Teori Psychoanalysis Teraphy
Seorang tokoh yang bernama Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939), ia adalah seorang neurolog Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Dalam menyembuhkan penderita tekanan psikologis, Freud menemukan metode pertama asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Kedua analisis mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan, dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas emosi yang sama sekali tidak disadari.
Proses Konseling
Dalam konseling psikoanalitik ini konselor diharapkan dapat membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar, antara lain:
Ø  Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Ø  Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
Ø  Mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
Ø  Satu karakteristik psikonalisa adalah bahwa analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya.
Ø  Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien.
Ø  Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya.
Ø  Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses jangka panjang.
Ø  Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.

4.      Teori Terapi Gestalt
Konsep dasar Gestalt lebih menekankan pada apa yang dialami oleh klien saat ini daripada hal-hal yang pernah dialami oleh klien, dengan kata lain, Gestalt lebih memusatkan pada bagian klien berperilaku, berpikiran, dan merasakan pada situasi saat ini sebagai usaha untuk memahami diri daripada mengapa klien berperilaku seperti itu.
Proses Konseling
Tujuan utama konseling Gestalt adalah meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya. Fokus utama dalam konseling Gestalt adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri. Konsep utama terapi Perls adalah Perls menyatakan bahwa individu, dalam hal ini manusia, selalu aktif sebagai keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata penjumlahan bagian-bagian atau organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya. Melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut.
Garis-garis besar terapi Gestalt, diantaranya:
ü  Fase pertama: membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien.
ü  Fase kedua: yang harus dilakukan pertama menimbulkan motivasi pada klien. Kedua menciptakan raport yaitu hubungan baik antara konselor dan klien agar timbul rasa percaya klien bahwa segala usaha konselor itu disadari benar oleh klien untuk kepentingannya.
ü  Fase ketiga: klien didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada pertemuan-pertenuan terapi saat ini, bukan menceritakan masa lalu atau harapan-harapan masa datang.
ü  Fase terakhir: klien harus memiliki ciri-ciri yang menunjukkan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. Klien harus memiliki kepercayaaan pada potensinya

5.      Teori Konseling Rational Emitive Therapy (R.E.T)
Konsep dasar teori ini adalah bahwa pola berpikir manusia itu sangat dipengaruhi oleh emosi, demikian pula sebaliknya. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrisik. Sedangkan pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi seseorang dan merasakan sesuatu dalam situasi tetentu pikiran seseorang (Surya, 1988).
Secara umum ada dua prinsip yang mendominasi manusia, yaitu pikiran dan perasaan. TRE beranggapan bahwa setiap manusia yang normal memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan. Pikiran mempengaruhi perasaan dan perilaku, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku dan perilaku mempengaruhi pikiran dan perasaan.
Proses Konseling
Tujuan konseling Rational-Emotif antara lain:
ü  Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara barpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis.
ü  Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti: rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah.

6.      Teori Konseling Behavioristik
Teori ini dikembangkan oleh Arnold Lazarus (lahir 1932). Dalam konsep bahavioral, perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya.
Tugas konselor terhadap klien dalam teori behavioral ini adalah mengaplikasikan prinsip dan mempelajari manusia untuk memberi fasilitas pada penggantian perilaku maladaptif dengan perilaku yang lebih adaptif. Yaitu menyediakan sarana untuk mencapai sasaran klien, dengan membebaskan seseorang dari perilaku yang mengganggu kehidupan yang efektif sesuai dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar sasaran yang dikehendaki sepanjang sasaran itu sesuai dengan kebaikan masyarakat secara umum (Corey, 1995).
Proses Konseling
Menurut Krumboltz dan Thoresen (Shertzer & Stone, 1980) konseling behavior merupakan suatu proses membantu orang untuk memecahkan masalah interpersonal, emosional dan keputusan tertentu. (Muhammad Surya, 2003:23)
Metode yang dapat digunakan adalah:
ü  Pendekatan operant learning hal yang penting adalah penguatan (reinforcement) yang dapat menghasilkan perilaku klien yang dikehendaki.
ü  Metode Unitative Learning atau social modeling diterapkan oleh konselor dengan merancang suatu perilaku adaptif yang dapat dijadikan model oleh klien.
ü  Metode Cognitive Learning atau pembelajaran kognitif merupakan metode yang berupa pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dan klien, dan bermain peranan.
ü  Emotional Learning atau pembelajaran emosional diterapkan pada individu yang mengalami suatu kecemasan.

7.      Teori Konseling Humanistik
Psikologis Humanistik, Carl Rogers berpendapat bahwa : manusia itu pada dasarnya memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif. Manusia itu rasional, oleh karena itu dalam berbagai hal ia dapat menentukan nasibnya sendiri. Ini berarti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri apabila diberikan kesempatan untuk berkembang. Dunia manusia adalah dunia kemungkinan (a process of becoming), dan ini berjalan terus menerus tidak pernah selesai. Jadi manusia itu sendirilah menggerakkan dirinya kearah mana yang diinginkan.
Pendekatan humanistik menyatakan bahwa diri terdiri dari konsep-konsep unik untuk diri kita sendiri komponen. Konsep- konsep tersebut antara lain :
ü  Cukup layak (atau harga diri) yaitu apa yang kita pikirkan tentang diri kita. Rogers percaya perasaan harga diri yang dikembangkan pada anak usia dini dan terbentuk dari interaksi anak dengan ibu dan ayah.
ü  Citra diri yaitu bagaimana kita melihat diri kita, yang penting untuk kesehatan psikologis yang baik. Citra diri termasuk pengaruh gambar tubuh kita pada kepribadian batin. Pada tingkat sederhana, kita mungkin menganggap diri sebagai orang baik atau buruk, indah atau jelek. Citra diri memiliki mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir merasa dan berperilaku di dunia.
ü  Ideal diri yaitu ingin menjadi seperti apa diri kita. Ini terdiri dari tujuan kita, ambisi dalam hidup, dan dinamis - yaitu selamanya berubah. Yang ideal diri pada anak bukanlah diri ideal di usia remaja kita atau akhir usia dua puluhan dll








KESIMPULAN

Ada banyak macam teori konseling, diantaranya yaitu:
a.      Teori yang berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat di pandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
b.      Teori Konseling dengan pendekatan trait and factor mengarahkan (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya kepada pemecahan kesulitannya.
c.       Menurut Sigmund Freud Teori Psychoanalysis Teraphy gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku.
d.      Konsep dasar Gestalt lebih menekankan pada apa yang dialami oleh klien saat ini daripada hal-hal yang pernah dialami oleh klien, atau lebih memusatkan pada bagian klien berperilaku, berpikiran, dan merasakan pada situasi saat ini sebagai usaha untuk memahami diri daripada mengapa klien berperilaku seperti itu
e.       Teori Konseling Rational Emitive Therapy (R.E.T) Konsep dasar teori ini adalah bahwa pola berpikir manusia itu sangat dipengaruhi oleh emosi. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrisik
f.       Teori Behavioral yaitu merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya.
g.      Pada Teori Konseling Humanistik, Carl Rogers berpendapat bahwa : manusia itu pada dasarnya memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif.


Sumber :