TEORI-TEORI
KONSELING
1.
Teori
yang Berpusat Pada Klien
Menurut Rogers, konstruk inti
konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi
diri atau perwujudan diri. Dikatakan bahwa konsep diri atau struktur diri dapat
di pandang sebagai konfigurasi konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang
membawa kesadaran.
Proses Konseling
Pendekatan yang berpusat pada klien
menggunakan sedikit teknik, akan tetapi menekankan sikap konselor. Teknik dasar
adalah mencakup, mendengar, dan menyimak secara aktif, refleksi, klarifikasi, “
being here” bagi klien.
2.
Teori
Trait & Factor
Konseling
dengan pendekatan trait and factor mengarahkan (directive counseling),
karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan perilakunya kepada
pemecahan kesulitannya. Maka konseling yang directive ini disebut pula
counseling centered atau konseling yang berpusat pada konselor. Dan konseling
semacam inilah yang banyak dilakukan di sekolah-sekolah baik diluar negeri
maupun di Indonesia.
Menurut
teori ini, kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau suatu factor yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperamen. Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi hingga dewasa
diperkuat oleh interaksi sifat dan factor. Hasil yang mendasar bagi konseling
sifat dan factor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan
pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi
pengembangan potensinya.
Proses
Konseling
a. Tahap Analisis yaitu tahap dimana
konselor mengumpulkan data-data dan informasi yang berhubungan dengan klien
segubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian
diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan dating.
b. Tahap Sintesis yaitu tahap yang
dimana konselor mengatur dan merangkum data dari hasil analisis yang sedemikian
rupa sehingga menunjukkan bakat, kekuatan, kelemahan dan kemampuan penyesuaian
diri klien.
c. Tahap Diagnosis yaitu tahap menarik
kesimpulan logis dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi klien. Terdapat 3
keggiatan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan prognogis.
d. Tahap Konseling yaitu tahap dimana
konsrling dapat dipandang sebagai proses pemerian bentuan, tetapi juga dapat
dipandang sebagai salah satu proses onseling. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan alternative pemecahan masalah, pengujian alternative dan
pengambilan keputusan.
e. Tahap Prognosis yaitu proses yang
tidak terpisahkan dari diagnosis karena berkaitan dengan upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi berdasarkan data yang ada.
3.
Teori
Psychoanalysis Teraphy
Seorang tokoh yang bernama Sigmund
Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939), ia adalah seorang neurolog Austria dan
pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan teori
bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Dalam menyembuhkan
penderita tekanan psikologis, Freud menemukan metode pertama asosiasi
bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang
ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari
hingga menimbulkan permasalahan. Kedua analisis mimpi merupakan pesan
alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi
keinginan, ketakutan, dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas
emosi yang sama sekali tidak disadari.
Proses
Konseling
Dalam konseling psikoanalitik ini
konselor diharapkan dapat membentuk kembali struktur karakter individu dengan
membuat yang tidak sadar menjadi sadar, antara lain:
Ø Proses
konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak.
Ø Konseling
analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
Ø Mengasosiasikan
antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
Ø Satu
karakteristik psikonalisa adalah bahwa analisis bersikap anonim (tak dikenal)
dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya.
Ø Konselor
harus membangun hubungan kerja sama dengan klien.
Ø Menata
proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian
dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara
sesungguhnya.
Ø Klien
harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses jangka panjang.
Ø Setelah
beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas yaitu
klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
4.
Teori
Terapi Gestalt
Konsep
dasar Gestalt lebih menekankan pada apa yang dialami oleh klien saat ini
daripada hal-hal yang pernah dialami oleh klien, dengan kata lain, Gestalt
lebih memusatkan pada bagian klien berperilaku, berpikiran, dan merasakan pada
situasi saat ini sebagai usaha untuk memahami diri daripada mengapa klien
berperilaku seperti itu.
Proses Konseling
Tujuan
utama konseling Gestalt adalah meningkatkan proses pertumbuhan klien dan
membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya. Fokus utama dalam konseling
Gestalt adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu
dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri. Konsep utama terapi Perls adalah
Perls menyatakan bahwa individu, dalam hal ini manusia, selalu aktif sebagai
keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata penjumlahan bagian-bagian atau
organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya. Melainkan merupakan
suatu koordinasi semua bagian tersebut.
Garis-garis besar terapi Gestalt, diantaranya:
ü Fase
pertama: membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang memungkinkan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien.
ü Fase
kedua: yang harus dilakukan pertama menimbulkan motivasi pada klien. Kedua
menciptakan raport yaitu hubungan baik antara konselor dan klien agar timbul
rasa percaya klien bahwa segala usaha konselor itu disadari benar oleh klien
untuk kepentingannya.
ü Fase
ketiga: klien didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada
pertemuan-pertenuan terapi saat ini, bukan menceritakan masa lalu atau
harapan-harapan masa datang.
ü Fase
terakhir: klien harus memiliki ciri-ciri yang menunjukkan integritas
kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. Klien harus memiliki
kepercayaaan pada potensinya
5.
Teori
Konseling Rational Emitive Therapy (R.E.T)
Konsep
dasar teori ini adalah bahwa pola berpikir manusia itu sangat dipengaruhi oleh
emosi, demikian pula sebaliknya. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan
diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intrisik.
Sedangkan pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi seseorang dan merasakan
sesuatu dalam situasi tetentu pikiran seseorang (Surya, 1988).
Secara
umum ada dua prinsip yang mendominasi manusia, yaitu pikiran dan perasaan. TRE
beranggapan bahwa setiap manusia yang normal memiliki pikiran, perasaan, dan
perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan. Pikiran mempengaruhi
perasaan dan perilaku, perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku dan perilaku
mempengaruhi pikiran dan perasaan.
Proses Konseling
Tujuan konseling
Rational-Emotif antara lain:
ü Memperbaiki
dan merubah sikap, persepsi, cara barpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan
klien yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis.
ü Menghilangkan
gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti: rasa takut, rasa
bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah.
6.
Teori
Konseling Behavioristik
Teori ini dikembangkan oleh Arnold
Lazarus (lahir 1932). Dalam konsep bahavioral, perilaku manusia merupakan hasil
belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi
belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau
pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat
memecahkan masalahnya.
Tugas konselor terhadap klien dalam
teori behavioral ini adalah mengaplikasikan prinsip dan mempelajari manusia
untuk memberi fasilitas pada penggantian perilaku maladaptif dengan perilaku
yang lebih adaptif. Yaitu menyediakan sarana untuk mencapai sasaran klien,
dengan membebaskan seseorang dari perilaku yang mengganggu kehidupan yang
efektif sesuai dengan nilai demokrasi tentang hak individu untuk bebas mengejar
sasaran yang dikehendaki sepanjang sasaran itu sesuai dengan kebaikan
masyarakat secara umum (Corey, 1995).
Proses Konseling
Menurut Krumboltz dan Thoresen (Shertzer
& Stone, 1980) konseling behavior merupakan suatu proses membantu orang
untuk memecahkan masalah interpersonal, emosional dan keputusan tertentu.
(Muhammad Surya, 2003:23)
Metode yang dapat digunakan adalah:
ü Pendekatan
operant learning hal yang penting adalah penguatan (reinforcement) yang dapat
menghasilkan perilaku klien yang dikehendaki.
ü Metode
Unitative Learning atau social modeling diterapkan oleh konselor dengan
merancang suatu perilaku adaptif yang dapat dijadikan model oleh klien.
ü Metode
Cognitive Learning atau pembelajaran kognitif merupakan metode yang berupa
pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dan klien, dan bermain
peranan.
ü Emotional
Learning atau pembelajaran emosional diterapkan pada individu yang mengalami
suatu kecemasan.
7.
Teori
Konseling Humanistik
Psikologis
Humanistik, Carl Rogers berpendapat bahwa : manusia itu pada dasarnya memiliki
dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan yang positif. Manusia itu rasional,
oleh karena itu dalam berbagai hal ia dapat menentukan nasibnya sendiri. Ini
berarti bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan, mengatur, dan
mengontrol dirinya sendiri apabila diberikan kesempatan untuk berkembang. Dunia
manusia adalah dunia kemungkinan (a process of becoming), dan ini berjalan terus
menerus tidak pernah selesai. Jadi manusia itu sendirilah menggerakkan dirinya
kearah mana yang diinginkan.
Pendekatan humanistik menyatakan bahwa diri terdiri
dari konsep-konsep unik untuk diri kita sendiri komponen. Konsep-
konsep tersebut antara lain :
ü Cukup
layak (atau harga diri) yaitu apa yang kita pikirkan tentang
diri kita. Rogers percaya perasaan harga diri yang dikembangkan pada anak usia
dini dan terbentuk dari interaksi anak dengan ibu dan ayah.
ü Citra
diri yaitu bagaimana kita melihat diri kita, yang penting untuk kesehatan
psikologis yang baik. Citra diri termasuk pengaruh gambar tubuh kita pada
kepribadian batin. Pada tingkat sederhana, kita mungkin menganggap diri sebagai
orang baik atau buruk, indah atau jelek. Citra diri memiliki mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir merasa dan berperilaku di dunia.
ü Ideal
diri yaitu ingin menjadi seperti apa diri kita. Ini terdiri dari
tujuan kita, ambisi dalam hidup, dan dinamis - yaitu selamanya
berubah. Yang ideal diri pada anak bukanlah diri ideal di usia remaja kita atau
akhir usia dua puluhan dll
KESIMPULAN
Ada
banyak macam teori konseling, diantaranya yaitu:
a.
Teori yang berpusat pada klien adalah
konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau perwujudan diri. Dikatakan
bahwa konsep diri atau struktur diri dapat di pandang sebagai konfigurasi
konsepsi yang terorganisasikan tentang diri yang membawa kesadaran.
b.
Teori Konseling dengan pendekatan trait and factor mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya kepada pemecahan kesulitannya.
c.
Menurut Sigmund Freud
Teori Psychoanalysis Teraphy gerakan yang memopulerkan teori
bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku.
d.
Konsep dasar Gestalt
lebih menekankan pada apa yang dialami oleh klien saat ini daripada hal-hal
yang pernah dialami oleh klien, atau lebih memusatkan pada bagian klien
berperilaku, berpikiran, dan merasakan pada situasi saat ini sebagai usaha
untuk memahami diri daripada mengapa klien berperilaku seperti itu
e.
Teori
Konseling Rational Emitive Therapy (R.E.T) Konsep dasar teori ini adalah bahwa
pola berpikir manusia itu sangat dipengaruhi oleh emosi. Emosi adalah pikiran
yang dialihkan dan diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif
yang intrisik
f.
Teori
Behavioral yaitu merupakan suatu penataan proses
atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat
memecahkan masalahnya.
g.
Pada Teori Konseling Humanistik, Carl Rogers berpendapat bahwa :
manusia itu pada dasarnya memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ketujuan
yang positif.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar